Articles
10 Documents
Search results for
, issue
"BULLETIN PENELITIAN VOL. 27 NO. 2 DESEMBER 2005"
:
10 Documents
clear
PEMANFAATAN LIMBAH STYROFOAM SEBAGAI FLOKULAN DALAM PROSES PENJERNIHAN AIR MELALUI PROSES SULFONISASI
Listyarini, Arie
Jurnal Kimia dan Kemasan BULLETIN PENELITIAN VOL. 27 NO. 2 DESEMBER 2005
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (3002.561 KB)
|
DOI: 10.24817/jkk.v0i0.3582
Berbagai limbah styrofoam kemasan (PS) pada penelitian ini digunakan untuk membuat natrium polistirena (NaPSS). PS disulfonasidengan asam sulfat pekat 98% mengguankan sulfonasi heterogen dan homogen dengan pelarut dikloroetana (DCE) dengan berbagai variasi suhu (60, 80 dan 100 °C) dan varaisi waktu reaksi (3, 4, 5, dan 6 jam). Prociuk sulfonasi diidentifikasi dengan spektroskopi FTIR. Adanya puncak pada bilangan gelombang 1140 dan 1040 cm" dalam spektrum infra merah menunjukkan karakteristik gugus sulfonat. Persentase sulfonasi maksimum yang dihasilkan adalah 74,9% dengan menggunakan sulfonasi heterogen pada kondisi suhu 100 °C dan waktu reaksi 6 jam sedangkan persentase sulfonasi maksimum yang dihasilkan dengan menggunakan sulfonasi homogen adalah 81,91% pada kondisi 100 °C dan waktu reaksi 4 jam. Larutan NaPSS diaplikasikan sebagai flokulan pada proses pengolahan air danau dan dibandingkan dengan aquaklir, flokulan yang telah beredar di pasaran. Hasil menunjukkan bahwa NaPSS dapat menurunkan nilai turbiditas air danau dari 24,58 ntu menjadi sekitar 1 ntu, hal ini masih kurang optimum bila dibandingkan dengan aquaklir.
PERANAN MIKROORGANISME DALAM BIOREMEDIASI TANAH YANG TERCEMAR LOGAM BERAT DARI LIMBAH INDUSTRI (Review)
Rahayu, Sri Pudji
Jurnal Kimia dan Kemasan BULLETIN PENELITIAN VOL. 27 NO. 2 DESEMBER 2005
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (4896.351 KB)
|
DOI: 10.24817/jkk.v0i0.3583
Tingkat pencemaran logam-logam berat dari industri ke tanah dan sungai di daerah industri sudah tidak terkendali. Untuk memulihkan tanah yang tercemar tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan cara biologi yang disebut bioremediasi. Bioremediasi dilakukan dengan memanfaatkan mikroorganisme untuk rehabilitasi lingkungan karena dapat mendegradasi atau mengubah limbah beracun menjadi tidak beracun. Beberapa jenis mikroorganisme sangat berperanan dalam bioremediasi, diantaranya adalah Pseudomonas, Bacil/us,Moraxella, Acinetobactor, Burkholderia dan Alcaligenes. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam mendesain dan mengoperasikan proses bioremediasi yang melibatkan mikroorganisme adalah seleksi dan pemilihan mikroorganisme yang sesuai dengan treatment awalnya, waktu tinggal dan waktu kontak proses, proses pemisahan dan rekoveri mikroorganisme, pembuangan mikroorganisme yang telah digunakan, dan perhitungan ekonomis dari proses bioremediasi
BIODEGRADASI DAN TOKSISITAS DETERJEN
Agustina, Siti;
Wuryanto, Wuryanto;
Suratmono, Suratmono
Jurnal Kimia dan Kemasan BULLETIN PENELITIAN VOL. 27 NO. 2 DESEMBER 2005
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (3180.352 KB)
|
DOI: 10.24817/jkk.v0i0.3580
Deterjen merupakan bahan pembersih pakaian yang mengandung surfaktan dan bahan pengisi, yang banyak digunakan oleh manusia. Kriteria ekolabel menunjukkan bahwa biodegradasi deterjen adalah lebih besar dari 90% dan tingkat toksisitasnya terukur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui biodegradibilitas dan toxicity deterjen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bakteri pseudomonas dan bakteri bacillus dapat mendegradasi deterjen sebesar 96 - 97 %, dan toksisitas lingkungan yang diuji pada ikan mas menunjukkan LC 50 selama 96 jam adalah pada konsentrasi deterjen sebesar 3,5 ppm.
PENELITIAN EKSTRAKSI DAN KARAKTERISASI AGGREGATION PHEROMONE DARI KECOA (Periplaneta americana L)
Rahayu, Sri Pudji
Jurnal Kimia dan Kemasan BULLETIN PENELITIAN VOL. 27 NO. 2 DESEMBER 2005
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (2776.709 KB)
|
DOI: 10.24817/jkk.v0i0.3581
Kecoa merupakan serangga yang suka hidup ditempat terlindung, tertutup maupun lipatan-lipatan sehingga susah diberantas, akan tetapi serangga tersebut mempunyai alat komunikasi yang digunakan untuk memanggil sesamanya untuk berkumpul yang disebut aggregation pheromone. Aggregation pheromone ini diteliti untuk dimanfaatkan sebagai salah satu cara pengendaliannya. Pada penelitian ini aggregation pheromone diteliti dengan mengekstrak kotoran kecoa dengan berbagai macam pelarut dan hasil ekstraknya diuji secara biologi ditunjukkan dengan banyaknya kecoa yang datang dan berkumpul pada ekstrak AP tersebut. Dalam penelitian ini pelarut methanol merupakan pelarut yang paling baik dalam ekstraksi AP yang ditunjukkan adanya 80% kecoa yang datang berkumpul. Dari ekstraksi tersebut setelah dianalisa dengan alat kromatografi gas diperoleh senyawa aktif yang merupakan Aggregation pheromone dari kecoa Periplaneta americana L. Senyawa tersebut diduga periplanon A dan periplanon B dengan waktu retensi 25,417 menit dan senyawa B dengan waktu retensi 27,007 menit.
PENGOLAHAN RAMI SECARA BIOLOGI
Agustina, Siti;
Tuti, Lydia C.H.;
Andrianty, Trisny;
Warsiti, Warsiti
Jurnal Kimia dan Kemasan BULLETIN PENELITIAN VOL. 27 NO. 2 DESEMBER 2005
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (4977.665 KB)
|
DOI: 10.24817/jkk.v0i0.3585
Pada saat ini proses pengolahan serat rami menjadi China grass dilakukan dengan menggunakan proses secara fisika dan kimia. Hasilnya cukup balk, tetapi proses ini menghasilkan limbah. Penelitian ini bertujuan untuk mengatasi masalah limbah tersebut dengan mengolah serat rami menggunakan mikroorganisme, pada proses delignifikasi dan degumming. Pada penelitian ini adalah jenis-jenis bahan perendam digunakan sebaqai variabel (media mikroorganisme) yaitu: air laut, air kelapa kopyor, air enzim papain, larutan bakteri dan air rawa. Berdasarkan hasil penelitian untuk proses delignifikasi yang terbaik adalah perendaman serat rami selama 4 hari dengan air laut dan untuk proses degumming adalah perendaman 5 hari oleh bakteri Pseudomonas fluoresence 15%. Spesifikasi china grass yang dihasilkan adalah kuat tarik per helai 320,8 pada kondisi standar 32,7 mN, kehalusan 5,29 Dtex (1,76 Denier) dan kemuluran 1,8% serta warna serat yang dihasilkan berwarna putih dan berkilau.
PERANAN MIKROORGANISME DALAM BIOREMEDIASI TANAH YANG TERCEMAR LOGAM BERAT DARI LIMBAH INDUSTRI (Review)
Sri Pudji Rahayu
Jurnal Kimia dan Kemasan BULLETIN PENELITIAN VOL. 27 NO. 2 DESEMBER 2005
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (4896.351 KB)
|
DOI: 10.24817/jkk.v0i0.3583
Tingkat pencemaran logam-logam berat dari industri ke tanah dan sungai di daerah industri sudah tidak terkendali. Untuk memulihkan tanah yang tercemar tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan cara biologi yang disebut bioremediasi. Bioremediasi dilakukan dengan memanfaatkan mikroorganisme untuk rehabilitasi lingkungan karena dapat mendegradasi atau mengubah limbah beracun menjadi tidak beracun. Beberapa jenis mikroorganisme sangat berperanan dalam bioremediasi, diantaranya adalah Pseudomonas, Bacil/us,Moraxella, Acinetobactor, Burkholderia dan Alcaligenes. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam mendesain dan mengoperasikan proses bioremediasi yang melibatkan mikroorganisme adalah seleksi dan pemilihan mikroorganisme yang sesuai dengan treatment awalnya, waktu tinggal dan waktu kontak proses, proses pemisahan dan rekoveri mikroorganisme, pembuangan mikroorganisme yang telah digunakan, dan perhitungan ekonomis dari proses bioremediasi
BIODEGRADASI DAN TOKSISITAS DETERJEN
Siti Agustina;
Wuryanto Wuryanto;
Suratmono Suratmono
Jurnal Kimia dan Kemasan BULLETIN PENELITIAN VOL. 27 NO. 2 DESEMBER 2005
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (3180.352 KB)
|
DOI: 10.24817/jkk.v0i0.3580
Deterjen merupakan bahan pembersih pakaian yang mengandung surfaktan dan bahan pengisi, yang banyak digunakan oleh manusia. Kriteria ekolabel menunjukkan bahwa biodegradasi deterjen adalah lebih besar dari 90% dan tingkat toksisitasnya terukur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui biodegradibilitas dan toxicity deterjen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bakteri pseudomonas dan bakteri bacillus dapat mendegradasi deterjen sebesar 96 - 97 %, dan toksisitas lingkungan yang diuji pada ikan mas menunjukkan LC 50 selama 96 jam adalah pada konsentrasi deterjen sebesar 3,5 ppm.
PENELITIAN EKSTRAKSI DAN KARAKTERISASI AGGREGATION PHEROMONE DARI KECOA (Periplaneta americana L)
Sri Pudji Rahayu
Jurnal Kimia dan Kemasan BULLETIN PENELITIAN VOL. 27 NO. 2 DESEMBER 2005
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (2776.709 KB)
|
DOI: 10.24817/jkk.v0i0.3581
Kecoa merupakan serangga yang suka hidup ditempat terlindung, tertutup maupun lipatan-lipatan sehingga susah diberantas, akan tetapi serangga tersebut mempunyai alat komunikasi yang digunakan untuk memanggil sesamanya untuk berkumpul yang disebut aggregation pheromone. Aggregation pheromone ini diteliti untuk dimanfaatkan sebagai salah satu cara pengendaliannya. Pada penelitian ini aggregation pheromone diteliti dengan mengekstrak kotoran kecoa dengan berbagai macam pelarut dan hasil ekstraknya diuji secara biologi ditunjukkan dengan banyaknya kecoa yang datang dan berkumpul pada ekstrak AP tersebut. Dalam penelitian ini pelarut methanol merupakan pelarut yang paling baik dalam ekstraksi AP yang ditunjukkan adanya 80% kecoa yang datang berkumpul. Dari ekstraksi tersebut setelah dianalisa dengan alat kromatografi gas diperoleh senyawa aktif yang merupakan Aggregation pheromone dari kecoa Periplaneta americana L. Senyawa tersebut diduga periplanon A dan periplanon B dengan waktu retensi 25,417 menit dan senyawa B dengan waktu retensi 27,007 menit.
PENGOLAHAN RAMI SECARA BIOLOGI
Siti Agustina;
Lydia C.H. Tuti;
Trisny Andrianty;
Warsiti Warsiti
Jurnal Kimia dan Kemasan BULLETIN PENELITIAN VOL. 27 NO. 2 DESEMBER 2005
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (4977.665 KB)
|
DOI: 10.24817/jkk.v0i0.3585
Pada saat ini proses pengolahan serat rami menjadi China grass dilakukan dengan menggunakan proses secara fisika dan kimia. Hasilnya cukup balk, tetapi proses ini menghasilkan limbah. Penelitian ini bertujuan untuk mengatasi masalah limbah tersebut dengan mengolah serat rami menggunakan mikroorganisme, pada proses delignifikasi dan degumming. Pada penelitian ini adalah jenis-jenis bahan perendam digunakan sebaqai variabel (media mikroorganisme) yaitu: air laut, air kelapa kopyor, air enzim papain, larutan bakteri dan air rawa. Berdasarkan hasil penelitian untuk proses delignifikasi yang terbaik adalah perendaman serat rami selama 4 hari dengan air laut dan untuk proses degumming adalah perendaman 5 hari oleh bakteri Pseudomonas fluoresence 15%. Spesifikasi china grass yang dihasilkan adalah kuat tarik per helai 320,8 pada kondisi standar 32,7 mN, kehalusan 5,29 Dtex (1,76 Denier) dan kemuluran 1,8% serta warna serat yang dihasilkan berwarna putih dan berkilau.
PEMANFAATAN LIMBAH STYROFOAM SEBAGAI FLOKULAN DALAM PROSES PENJERNIHAN AIR MELALUI PROSES SULFONISASI
Arie Listyarini
Jurnal Kimia dan Kemasan BULLETIN PENELITIAN VOL. 27 NO. 2 DESEMBER 2005
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (3002.561 KB)
|
DOI: 10.24817/jkk.v0i0.3582
Berbagai limbah styrofoam kemasan (PS) pada penelitian ini digunakan untuk membuat natrium polistirena (NaPSS). PS disulfonasidengan asam sulfat pekat 98% mengguankan sulfonasi heterogen dan homogen dengan pelarut dikloroetana (DCE) dengan berbagai variasi suhu (60, 80 dan 100 °C) dan varaisi waktu reaksi (3, 4, 5, dan 6 jam). Prociuk sulfonasi diidentifikasi dengan spektroskopi FTIR. Adanya puncak pada bilangan gelombang 1140 dan 1040 cm" dalam spektrum infra merah menunjukkan karakteristik gugus sulfonat. Persentase sulfonasi maksimum yang dihasilkan adalah 74,9% dengan menggunakan sulfonasi heterogen pada kondisi suhu 100 °C dan waktu reaksi 6 jam sedangkan persentase sulfonasi maksimum yang dihasilkan dengan menggunakan sulfonasi homogen adalah 81,91% pada kondisi 100 °C dan waktu reaksi 4 jam. Larutan NaPSS diaplikasikan sebagai flokulan pada proses pengolahan air danau dan dibandingkan dengan aquaklir, flokulan yang telah beredar di pasaran. Hasil menunjukkan bahwa NaPSS dapat menurunkan nilai turbiditas air danau dari 24,58 ntu menjadi sekitar 1 ntu, hal ini masih kurang optimum bila dibandingkan dengan aquaklir.